Masih ingat gangguan bipolar yang menimpa artis Marshanda? Atau pernahkah Anda tanpa alasan yang jelas sering merasa sedih, padahal lima menit lalu baru saja meluapkan kegembiraan? Nah, mungkin saja itu termasuk gangguan bipolar. Seiring kemajuan zaman gangguan bipolar bisa menimpa kepada siapa pun termasuk kita yang merasa dalam keadaan baik-baik saja. Untuk itu waspada gangguan bipolar di sekitar kita!
Mendeteksi gangguan bipolar
Gangguan bipolar sesungguhnya adalah perubahan suasana hati secara berlebihan dan sangat drastis. Suasana hati atau mood yang berubah terjadi pada semua orang. Tetapi bedanya dengan penderita bipolar, mood yang berubah sangat berlebihan dan tiba-tiba terjadi begitu saja. Misalnya penderita bipolar saat suasana hatinya sedang bahagia (mania) ia akan bersemangat sekali dan mengekspresikannya sangat berlebihan.
Namun ketika suasana hatinya sedang sedih, ia bisa sangat depresi dan memiliki keinginan bunuh diri. Perlu diketahui, orang yang memiliki gangguan bipolar cenderung berniat bunuh diri. Suasana hati yang gembira pada penderita bipolar bisa berubah secara cepat menjadi depresi tanpa ada sebab akibat yang jelas.
Mendeteksi gejala gangguan bipolar dapat dikenali melalui perubahan suasana hati saat mengalami episode berikut:
- Mania yaitu penuh semangat dan ide seharian penuh, hiperaktif, tidak dapat mengendalikan emosi, merasa dirinya hebat, berbicara sangat cepat, insomnia, cepat panik, nafsu seksualnya tinggi, dan berhalusinasi.
- Hipomania yaitu selalu ceria, optimis, bersemangat dalam berkreativitas, aktif bergerak, pemarah, cenderung mengambil keputusan yang salah, kebutuhan tidur menurun.
- Depresi yaitu pemurung, pesimis, tidak bergairah dalam hidup, rendah diri, tertutup, kebutuhan tidur berkurang atau berlebihan, selera makan naik atau menurun, gairah seksualnya menurun, dan berhasrat bunuh diri.
- Episode campuran yaitu tahap mania dan depresi terjadi secara bersamaan dengan ciri-cirinya adalah agresif, mudah panik, mudah putus asa, berpikiran negative, insomnia, berhalusinasi, berhasrat bunuh diri.
Laporan klinis menyebutkan bahwa hingga saat ini penyebab gangguan bipolar belum diketahui secara pasti. Tetapi faktor berikut menjadi pemicunya antara lain:
- Bawaan genetik. Salah satu atau pasangan suami istri pengidap gangguan bipolar beresiko melahirkan anak dengan penyakit yang sama sebesar 30% hingga 75%.
- Ketidakseimbangan cairan kimia didalam otak seperti norepinephrin, dopamine dan serotonin.
- Mengalami tekanan-tekanan dalam hidup dan tidak dapat mengatasinya.
- Ketergantungan alkohol dan zat-zat adiktif.
Penanganan gangguan bipolar
Hingga saat ini belum ada data yang menyatakan penderita gangguan bipolar dapat disembuhkan. Tetapi gangguan bipolar dapat dikontrol terutama saat mengalami perubahan suasana hati dan upaya pengobatan ini harus melalui berikut ini:
- Konsultasi ke psikiater sebagai upaya pengobatan dan terapi. Dalam hal ini psikiater akan terus mengawal pasien gangguan bipolar hingga dapat mengontrol perubahan suasana hatinya.
- Memperbaiki pola hidup teratur seperti makan, beristirahat dan berolahraga.
- Bersikap religius dan sering bermeditasi.
- Mendekatkan diri pada keluarga dan sahabat untuk meminta pengertian dan dukungan.
Waspada gangguan bipolar di sekitar kita! Sebab, tanpa disadari siapa pun bisa mengalaminya. Suasana hati terlalu berlebihan dan berubah secara drastis merupakan gejala yang harus kenali. Konsultasi psikiater dan bereligius merupakan upaya terbaik dalam mengatasi gangguan bipolar di zaman modern ini.
Waspada Gangguan Bipolar di Sekitar Kita